Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Kota Dumai
 
Picture
Pagi itu suasana di Masjid Muslimin - Dumai terasa sedikit berbeda. Kendaraan roda dua dan empat terparkir rapi. Didalam masjid terlihat anak-anak ditemani kedua orang tuanya. Suasana hening masjid, mendadak riuh rendah seiring dengan kedatangan mereka satu persatu kedalam masjid.
Ya, hari itu ahad pagi (03/10/10), mereka sengaja hadir untuk mengikuti Kajian Ahad Pagi yang diadakan oleh Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Dumai. Mengangkat tema "Alumni Madrasah Ramadhan; Da'wah Lebih Semangat, Ibadah Semakin Meningkat", IKADI berupaya untuk menggugah kembali semangat jamaah untuk kembali mengenang pelajaran yang telah didapatkan selama bulan Ramadhan 1431 H yang lalu. Betapa banyak hal baik yang telah dilakukan dan terkesan menghilang begitu saja seiring Ramadhan yang beranjak pergi.

Menghadirkan Ust. Umar Mahmud, Lc dari Duri (Alumni Univ. Al-Azhar, Kairo, Mesir), Kajian Ahad Pagi kali ini diawali dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ust. Adri Nasution, S.Hum. Dalam tausyiah yang disampaikannya, Ust. Umar Mahmud mengajak hadirin untuk berkaca pada sejarah umat terdahulu. Banyak kisah dalam Al-Qur'an yang menggambarkan betapa banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah umat-umat terdahulu. Mulai sejarah perjalanan da'wah Nabi Nuh selama 950 tahun yang hanya mendapatkan kurang dari 80 kepala keluarga. Bahkan keluarganya sendiripun akhirnya menolak agama yang dibawa oleh Nabi Nuh. Hal inilah yang melatarbelakangi Rasulullah SAW memberi nasehat kepada putrinya Fatimah untuk menerima risalah yang dibawanya jika ingin mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Sejarah kaum Nabi Luth juga mengajarkan kepada kita betapa murka Allah akan ditimpakan kepada umat yang menentang ajaran yang disampaikan oleh Nabinya, bahkan berbuat sesuatu yang Allah haramkan.
Lebih lanjut, Ust Umar Mahmud mengingatkan jamaah yang hadir untuk senantiasa mengingat kematian dan masa depan, serta hal-hal apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi masa itu. Tentu saja, dengan senantiasa mengingat kematian, maka kita akan senantiasa terpacu untuk beribadah sebanyak-banyaknya guna mempersiapkan bekal menuju kesana. Hanya dengan mengingat kematian, ibadah yang kita lakukan akan terasa semakin khusyu' sehingga memberikan ketentraman jiwa bagi yang melaksanakannya. Hidup kita pun akan senantiasa dihiasi ketawadhuan agar aktifitas yang dilaksanakan dapat bernilai ibadah.
Dibagian akhir tausyiahnya, ustadz Umar menggambarkan betapa tujuan akhir dari manusia itu hanya ada dua kemungkinan, yakni Surga dan Neraka. Tujuan akhir inilah yang seharusnya menjadi orientasi dari umat Islam khususnya da'i dalam melaksanakan dan mengemban amanah da'wah diatas muka bumi ini. Jangan sampai, orientasi akhir ini harus tergantikan oleh tujuan-tujuan semu yang muncul karena orientasi niat yang berubah. Kajian Ahad Pagi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang mendapatkan respon yang cukup baik dari jamaah yang hadir.
Semoga, madrasah Ramadhan yang telah kita lalui senantiasa menjadi barometer bagi kita dalam melaksanakan ibadah sehingga menjadikan kita lebih semangat dalam berda'wah dan beribadah. Amiin..
Farhan Robbani
10/5/2010 05:08:14 pm

Tolong dong untuk Kajian Ahad Pagi selanjutnya soundsystemnya lebih jelas lagi agar penyampaian dari ustadnya terdengar dengan jelas.
Terima kasih

Reply



Leave a Reply.